MAKALAH
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
“PERBEDAAN KEMAMPUAN BELAJAR”
“Gaya Belajar dan Gaya
Berpikir”
Dosen
Pengampu
Saimun M. Si
Oleh
M.Ilham
Hidayatullah: (160103026)
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN (FITK)
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
MATARAM
2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal mungkin,
shalawat beserta salam tidak lupa kita curahkan kepada junjungan alam nabi
besar Muhammad saw.
Penulis menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,kepada dosen
pembimbing kami meminta masukan demi perbaikan
pembuatan makalah dimasa yang akan datang, saran, tanggapan dan kritik
yang sifatnya membangun dari pembaca sangat penulis harapkan.
Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi yang lebih baik untuk
kita. Aamiin.
Mataram, 25 Februari 2017
Penyusun
M.Ilham Hidayatullah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I
PENDAHULUAN 1
A. Latar
Belakang 1
B. Rumusan
Masalah 1
C. Tujuan
Masalah 1
BAB II
PEMBAHASAN 2
A.
Macam-Macam
Gaya Belajar Siswa 2
1.
Gaya Belajar Visual 3
2.
Gaya Belajar Auditorial 4
3.
Gaya Belajar Kinestetik 5
B.
Strategi
Pengajaran 6
C.
Tujuh Gaya
Belajar Efektif 7
BAB III
PENUTUP 8
A.
Kesimpulan 8
B.
Saran 8
DAFTAR
PUSTAKA 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang kompleks
menuntut penanganan untuk meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat
menyeluruh maupun pada beberapa komponen tertentu saja. Gerakan-gerakan baru
dalam pendidikan pada umumnya termasuk yang kedua yakni upaya peningkatan mutu
pendidikan hanya dalam beberapa komponen saja. Meskipun demikian, sebagai suatu
sistem, penanganan satu atau beberapa komponen itu akan mempengaruhi pula
komponen lainnya. Beberapa dari gerakan-gerakan baru tersebut memusatkan diri
pada perbaikan dan peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar pada sistem
persekolahan, seperti cara guru mengajar dan cara murid belajar.
Guru memang suatu profesi yang unik. Pendekatannya
harus dipandang secara individual dan kelembagaan. Secara individual, seorang
guru harus mempunyai jiwa pengabdian yang tinggi. Lalu jiwa pengabdian yang
tinggi ini ditunjang oleh keinginan yang kuat untuk selalu memberikan dan
melayani sebaik mungkin kepada anak didik. Maka dari itu, guru juga harus
selalu belajar, baik untuk ilmu pengetahuan dan keterampilan pengajaran, maupun
belajar memahami aspek psikologis kemanusiaan. Seorang guru juga harus mampu
memahami bagaimana cara murid belajar. Jika guru telah mampu menguasai teknik
yang dapat meningkatkan semangat dan keaktifan anak didiknya dalam belajar,
maka dunia pendidikan akan semakin dewasa dan profesional.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Saja Macam-Macam Gaya
Belajar?
2.
Bagaimana Strategi dalam Pengajaran?
3.
Bagaimana
Ciri-Ciri
Gaya Belajar Siswa dengan Tipe-Tipe Gaya Belajarnya ?
C. Tujuan Masalah
1.
Dapat mengetahui
macam-macam gaya dalam belajar
2.
Dapat Membedakan Jenis-jenis Belajar pada
siswa
3. Untuk
menambah wawasan kita mengenai Gaya Belajar
siswa
BAB II
PEMBAHASAN
Gaya
Belajar dan Gaya Berpikir
Masing-masing kita pasti pernah melakukan sesuatu
sesuai kehendak kita. Misalnya, anda tidak suka belajar disertai alunan musik.
Namun ada orang lain yang lebih suka belajar matematika dengan alunan lagu
tertentu. Masing-masing kita memiliki gaya belajar sendiri. Demikian juga,
memikirkan sesuatu tentu berbeda antara satu orang dengan orang lain, walaupun
kadang-kadang bisa sama. Semua tergantung pada kemampuan diri
masing-masing.
Gaya belajar dan berpikir adalah cara yang dipilih
oleh seseorang untuk menggunakan kemampuannya.[1] Kadang-kadang kita menyaksikan seorang
siswa menggunakan cara yang istimewa dalam belajar dan juga dalam berpikir.
Santrock mengatakan bahwa gaya belajar dan gaya berpikir adalah preferensi
individual dalam cara mereka menggunakan kemampuannya.
Berpikir adalah aktivitas
yang abstrak dengan arah yang ditentukan oleh soal yang harus di pecahkan.[2]
A. Macam-macam Gaya Belajar Siswa
Lain
ladang, lain ikannya. Lain orang, lain pula gaya belajarnya.[3]
Pepatah tersebut memang pas
untuk menjelaskan fenomena bahwa tak semua orang punya gaya belajar yang sama.
Termasuk apabila mereka bersekolah di sekolah yang sama atau bahkan duduk di
kelas yang sama.
Kemampuan
seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya.
Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Oleh karena itu, mereka
seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi
atau pelajaran yang sama.
Sebagian siswa lebih suka guru
mereka mengajar dengan cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu
mereka bisa membaca untuk kemudian mencoba memahaminya. Sementara itu, ada
siswa yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan
yang menyangkut pelajaran tersebut.
Cara lain juga kerap disukai banyak
siswa adalah model belajar yang menempatkan guru tak ubahnya seorang
penceramah. Guru diharapkan bercerita panjang lebar tentang beragam teori
dengan segudang ilustrasinya, sementara para siswa mendengarkan sambil
menggambarkan isi ceramah itu dalam bentuk yang hanya mereka pahami sendiri.
Apapun
cara yang dipilih, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat yang
terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar
dirinya. Kita tidak bisa
memaksakan seorang anak harus belajar dengan suasanan dan cara yang kita
inginkan karena masing- masing anak memiliki
tipe atau gaya belajar sendiri-sendiri. Kemampuan anak dalam menangkap materi
dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya.
Ada
beberapa gaya
belajar sekaligus strategi strategi pendekatan yang
bisa kita cermati dan mungkin kita ikuti apabila memang kita merasa cocok
dengan gaya itu.
1.
Gaya
Belajar Visual (Visual Learners)
Gaya Belajar Visual (Visual
Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti
konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Gaya belajar seperti
ini menjelaskan bahwa kita harus melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa
mempercayainya.[4]
Ada
beberapa karakteristik yang khas bagi orang-orang yang menyukai gaya belajar
visual ini.
·
Kebutuhan melihat
sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya dan
memahaminya.
·
Memiliki kepekaan yang
kuat terhadap warna
·
Memiliki pemahaman yang
cukup terhadap masalah artistik
·
Memiliki kesulitan dala
berdialog secara langsung
·
Terlalu reaktif terhadp
suara
·
Sulit mengikuti anjuran
secara lisan
Untuk mengatasi ragam masalah
diatas, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan sehingga belajar tetap bisa
dilakaukan dengan memberikan hasil yang menggembirakan. Salah satunya adalah
menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi atau materi
pelajaran. Prangkat grafis itu bisa berupa film, slide, gambar ilustrasi,
coret-coretan, kartu gambar, catatan dan kartu-kartu gambar berseri yang bisa
digunakan untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan.
Ciri-ciri gaya belajar visual ini yaitu
:
Ø
Cenderung
melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
Ø
Bukan
pendengar yang baik saat berkomunikasi
Ø
Saat
mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman
lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
Ø
Tak
suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain.
Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
Ø
Kurang
mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
Ø
Lebih
suka peragaan daripada penjelasan lisan
Ø
Dapat
duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa terganggu.
2. Gaya
Belajar Auditorial (Auditory Learners)
Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa
memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar
menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan.
Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami
informasi itu.
Ada
beberapa karakteristik yang khas bagi orang-orang yang menyukai gaya belajar auditori ini;
·
orang
yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap
melalui pendengaran,
·
memiliki
kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung,
·
memiliki
kesulitan menulis ataupun membaca.[6]
Ada beberapa pendekatan yang
bisa dilakukan untuk belajar apabila kita termasuk orang yang memiliki
kesulitan-kesulitan belajar seperti di atas. Diantaranya dengan melakukan
wawancara atau terlibat dalam kelompok diskusi, mencoba membaca informasi,
kemudian diringkas dalam bentuk lisan dan direkam untuk kemudian didengarkan
dan dipahami, dan yang terakhir dengan melakukan review secara verbal dengan
teman atau pengajar.
Ciri-ciri gaya belajar auditori :
Ø Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri
Ø Penampilan rapi
Ø Mudah terganggu oleh keributan
Ø Belajar dengan mendengarkan dan
mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
Ø Senang membaca dengan keras dan
mendengarkan
Ø Menggerakkan bibir mereka dan
mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
Ø Biasanya ia pembicara yang fasih
Ø Lebih pandai mengeja dengan keras
daripada menuliskannya
Ø Lebih suka gurauan lisan daripada
membaca komik
Ø Mempunyai masalah dengan
pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
Ø Berbicara dalam irama yang terpola
Ø Dapat mengulangi kembali dan menirukan
nada, berirama dan warna suara.
3.
Gaya Belajar Kinestetik (tactual Learners)
Individu yang memiliki kecenderungan gaya belajar
kinestetik akan belajar lebih baik apabila terlibat secara fisik dalam kegiatan
langsung.[7]
Mereka akan belajar sangat baik apabila mereka dilibatkan secara fisik dalam
poembelajaran. Mereka akan berhasil dalam belajar apabila mereka mendapat kesempatan
untuk memanipulasi media untuk mempelajari informasi baru.
Ada
beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa
melakukannya antaranya:
·
Menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar kita bisa
terus mengingatnya.
·
Hanya dengan memegang kita bisa menyerap informasinya tanpa harus
membaca penjelasannya
·
Kita termasuk orang yang tidak bisa tahan duduk terlalu lama untuk
mendengarkan pelajaran
·
Kita merasa bisa belajar lebih baik apabila disertai dengan kegiatan fisik
·
Orang yang memiliki gaya belajar ini memiliki kemampuan
mengkoordinasikan sebuah tim dan kemampuan mengendalikan gerak tubuh.
Pendekatan yang mungkin bisa
dilakukan untuk masalah gaya belajar diatas adalah dengan belajar berdasarkan
pengalaman dengan menggunakan berbagai model atau peraga, belajar dilaboraturium
atau bermain sambil belajar.
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
Ø
Berbicara
perlahan
Ø
Penampilan
rapi
Ø
Tidak
terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
Ø
Belajar
melalui memanipulasi dan praktek
Ø
Menghafal
dengan cara berjalan dan melihat
Ø
Menggunakan
jari sebagai petunjuk ketika membaca
Ø
Merasa
kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
Ø
Menyukai
buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
Ø
Menyukai
permainan yang menyibukkan
Ø
Tidak
dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat
itu
Ø
Menyentuh
orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung
aksi.
B. Strategi
Pengajaran
1. Strategi
untuk mempermudah proses belajar anak visual :
1) Gunakan
materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
2) Gunakan
warna untuk menghilite hal-hal penting.
3) Ajak
anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
4) Gunakan
multi-media (contohnya: komputer dan video).
5) Ajak
anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
2. Strategi
untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
1) Jangan
paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
2) Ajak
anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia
baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).[8]
3) Izinkan
anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
4) Gunakan
warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
5) Izinkan
anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.
3. Strategi
untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
1)
Ajak anak untuk ikut
berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
2)
Dorong anak untuk
membaca materi pelajaran dengan keras.
3)
Gunakan musik untuk
mengajarkan anak.
4)
Diskusikan ide dengan
anak secara verbal.
5)
Biarkan anak merekam
materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum
tidur.
C.
Tujuh Gaya Belajar Efektif
Banyak gaya yang bisa dipilih untuk belajar secara
efektif. Berikut ini tujuh gaya belajar yang mungkin bisa kita ikuti.
1.
Bermain dengan
Kata
2.
Bermain dengan
Pertanyaan
3.
Bermain dengan
Gambar
4.
Bermain dengan
Musik
5.
Bermain dengan
Bergerak
6.
Bermain dengan
Sosialisasi
7.
Bermain dengan
Kesendirian.[9]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang kompleks
menuntut penanganan untuk meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat
menyeluruh maupun pada beberapa komponen tertentu saja.
Lain
ladang, lain ikannya. Lain orang, lain pula gaya belajarnya. Pepatah yang sangat pas untuk menjelaskan
fenomena bahwa tak semua orang punya gaya belajar yang sama.
Gaya Belajar Siswa ada 3 Jenis, Yaitu : gaya belajar
visual (belajar dengan cara melihat), auditorial (belajar dengan cara
mendengar), dan kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan
menyentuh).
B.
Saran
Sebelum
kita sendiri mengajarkan pada orang lain, langkah terbaik adalah mengenali gaya
belajar kita sendiri.
Apapun
gaya yang akan kita pilih dan ikuti, hal terpenting yang tak boleh dilupakan:
lakukan apa yang memang akan bermanfaat bagi anda!
DAFTAR PUSTAKA
Rasyad,
Aminuddin. 2006. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: UHAMKA PRESS.
Uno B. Hamzah. 2012. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.. Jakarta: Bumi Aksara.
Ormrod Ellis Jeanne. 2008. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta:
Erlangga.
Suryabrata Sumadi. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Santrock W. Jhon. 2008. Educationa Psychology. Americas: McGraw.
Winkel. 2007.
Psikologi Pengajaran. Yogyakarta. Media Abadi.
[3] Hamzah B. Uno, Orientasi Baru
dalam Psikologi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2012,hlm. 180.
[4]
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran,
Bumi Aksara, Jakarta, 2012,hlm. 181.
[8]
Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkemban,.
Erlangga, Jakarta, 2008, hlm. 150.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar