Selasa, 18 April 2017

Psikologi






MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PERBEDAAN KEMAMPUAN BELAJAR

Gaya Belajar dan Gaya Berpikir”
Dosen Pengampu
Saimun M. Si

Oleh
M.Ilham Hidayatullah: (160103026)

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
 MATARAM
2017
 

KATA PENGANTAR


Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal mungkin, shalawat beserta salam tidak lupa kita curahkan kepada junjungan alam nabi besar Muhammad saw.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,kepada dosen pembimbing kami meminta masukan demi perbaikan  pembuatan makalah dimasa yang akan datang, saran, tanggapan dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca sangat penulis harapkan.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi yang lebih baik untuk kita. Aamiin.



Mataram, 25 Februari 2017


Penyusun
M.Ilham Hidayatullah

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR                                                                                     i
DAFTAR ISI                                                                                                   ii
BAB I PENDAHULUAN                                                                               1
A.      Latar Belakang                                                                                      1
B.       Rumusan Masalah                                                                                 1
C.       Tujuan Masalah                                                                                     1
BAB II PEMBAHASAN                                                                                2       
A.       Macam-Macam Gaya Belajar Siswa                                                     2
1.        Gaya Belajar Visual                                                                       3
2.        Gaya Belajar Auditorial                                                                 4
3.        Gaya Belajar Kinestetik                                                                 5
B.       Strategi Pengajaran                                                                               6
C.       Tujuh Gaya Belajar Efektif                                                                   7
BAB III PENUTUP                                                                                         8
A.       Kesimpulan                                                                                           8
B.       Saran                                                                                                     8
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                  9



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang kompleks menuntut penanganan untuk meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat menyeluruh maupun pada beberapa komponen tertentu saja. Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya termasuk yang kedua yakni upaya peningkatan mutu pendidikan hanya dalam beberapa komponen saja. Meskipun demikian, sebagai suatu sistem, penanganan satu atau beberapa komponen itu akan mempengaruhi pula komponen lainnya. Beberapa dari gerakan-gerakan baru tersebut memusatkan diri pada perbaikan dan peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar pada sistem persekolahan, seperti cara guru mengajar dan cara murid belajar.
Guru memang suatu profesi yang unik. Pendekatannya harus dipandang secara individual dan kelembagaan. Secara individual, seorang guru harus mempunyai jiwa pengabdian yang tinggi. Lalu jiwa pengabdian yang tinggi ini ditunjang oleh keinginan yang kuat untuk selalu memberikan dan melayani sebaik mungkin kepada anak didik. Maka dari itu, guru juga harus selalu belajar, baik untuk ilmu pengetahuan dan keterampilan pengajaran, maupun belajar memahami aspek psikologis kemanusiaan. Seorang guru juga harus mampu memahami bagaimana cara murid belajar. Jika guru telah mampu menguasai teknik yang dapat meningkatkan semangat dan keaktifan anak didiknya dalam belajar, maka dunia pendidikan akan semakin dewasa dan profesional.
B.     Rumusan  Masalah
1.        Apa Saja Macam-Macam  Gaya Belajar?
2.        Bagaimana Strategi dalam Pengajaran?
3.        Bagaimana Ciri-Ciri Gaya Belajar Siswa dengan Tipe-Tipe Gaya Belajarnya ?

C.    Tujuan Masalah
1.      Dapat mengetahui macam-macam gaya dalam belajar
2.      Dapat Membedakan Jenis-jenis Belajar pada siswa
3.      Untuk menambah wawasan kita mengenai Gaya Belajar siswa




BAB II
PEMBAHASAN
Gaya Belajar dan Gaya Berpikir
Masing-masing kita pasti pernah melakukan sesuatu sesuai kehendak kita. Misalnya, anda tidak suka belajar disertai alunan musik. Namun ada orang lain yang lebih suka belajar matematika dengan alunan lagu tertentu. Masing-masing kita memiliki gaya belajar sendiri. Demikian juga, memikirkan sesuatu tentu berbeda antara satu orang dengan orang lain, walaupun kadang-kadang bisa sama. Semua tergantung pada kemampuan diri masing-masing. 
Gaya belajar dan berpikir adalah cara yang dipilih oleh seseorang untuk menggunakan kemampuannya.[1] Kadang-kadang kita menyaksikan seorang siswa menggunakan cara yang istimewa dalam belajar dan juga dalam berpikir. Santrock mengatakan bahwa gaya belajar dan gaya berpikir adalah preferensi individual dalam cara mereka menggunakan kemampuannya.
Berpikir adalah aktivitas yang abstrak dengan arah yang ditentukan oleh soal yang harus di pecahkan.[2]
A.    Macam-macam Gaya Belajar Siswa
            Lain ladang, lain ikannya. Lain orang, lain pula gaya belajarnya.[3] Pepatah tersebut memang pas untuk menjelaskan fenomena bahwa tak semua orang punya gaya belajar yang sama. Termasuk apabila mereka bersekolah di sekolah yang sama atau bahkan duduk di kelas yang sama.
Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.
            Sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian mencoba memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut.
            Cara lain juga kerap disukai banyak siswa adalah model belajar yang menempatkan guru tak ubahnya seorang penceramah. Guru diharapkan bercerita panjang lebar tentang beragam teori dengan segudang ilustrasinya, sementara para siswa mendengarkan sambil menggambarkan isi ceramah itu dalam bentuk yang hanya mereka pahami sendiri.
Apapun cara yang dipilih, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat yang terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Kita tidak bisa memaksakan seorang anak harus belajar dengan suasanan dan cara yang kita inginkan karena masing- masing anak memiliki tipe atau gaya belajar sendiri-sendiri. Kemampuan anak dalam menangkap materi dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya.
Ada beberapa gaya belajar sekaligus strategi strategi pendekatan yang bisa kita cermati dan mungkin kita ikuti apabila memang kita merasa cocok dengan gaya itu.
1.      Gaya Belajar Visual (Visual Learners)
Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Gaya belajar seperti ini menjelaskan bahwa kita harus melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya.[4]
Ada beberapa karakteristik yang khas bagi orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini.
·         Kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya dan memahaminya.
·         Memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna
·         Memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik
·         Memiliki kesulitan dala berdialog secara langsung
·         Terlalu reaktif terhadp suara
·         Sulit mengikuti anjuran secara lisan
·         Seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.[5]
Untuk mengatasi ragam masalah diatas, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan sehingga belajar tetap bisa dilakaukan dengan memberikan hasil yang menggembirakan. Salah satunya adalah menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran. Prangkat grafis itu bisa berupa film, slide, gambar ilustrasi, coret-coretan, kartu gambar, catatan dan kartu-kartu gambar berseri yang bisa digunakan untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan.
Ciri-ciri gaya belajar visual ini yaitu :
Ø  Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
Ø  Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
Ø  Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
Ø  Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
Ø  Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
Ø  Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
Ø  Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa terganggu.

2.      Gaya Belajar Auditorial (Auditory Learners)
Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu.
Ada beberapa karakteristik yang khas bagi orang-orang yang menyukai gaya belajar auditori ini;
·         orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran,
·         memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung,
·         memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.[6]
Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk belajar apabila kita termasuk orang yang memiliki kesulitan-kesulitan belajar seperti di atas. Diantaranya dengan melakukan wawancara atau terlibat dalam kelompok diskusi, mencoba membaca informasi, kemudian diringkas dalam bentuk lisan dan direkam untuk kemudian didengarkan dan dipahami, dan yang terakhir dengan melakukan review secara verbal dengan teman atau pengajar.
Ciri-ciri gaya belajar auditori :
Ø  Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri
Ø  Penampilan rapi
Ø  Mudah terganggu oleh keributan
Ø  Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
Ø  Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
Ø  Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
Ø  Biasanya ia pembicara yang fasih
Ø  Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
Ø  Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
Ø  Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
Ø  Berbicara dalam irama yang terpola
Ø  Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara.

3.      Gaya Belajar Kinestetik (tactual Learners)
Individu yang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik akan belajar lebih baik apabila terlibat secara fisik dalam kegiatan langsung.[7] Mereka akan belajar sangat baik apabila mereka dilibatkan secara fisik dalam poembelajaran. Mereka akan berhasil dalam belajar apabila mereka mendapat kesempatan untuk memanipulasi media untuk mempelajari informasi baru.
            Ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya antaranya:
·         Menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar kita bisa terus mengingatnya.
·         Hanya dengan memegang kita bisa menyerap informasinya tanpa harus membaca penjelasannya
·         Kita termasuk orang yang tidak bisa tahan duduk terlalu lama untuk mendengarkan pelajaran
·         Kita merasa bisa belajar lebih baik apabila disertai dengan kegiatan fisik
·         Orang yang memiliki gaya belajar ini memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim dan kemampuan mengendalikan gerak tubuh.
Pendekatan yang mungkin bisa dilakukan untuk masalah gaya belajar diatas adalah dengan belajar berdasarkan pengalaman dengan menggunakan berbagai model atau peraga, belajar dilaboraturium atau bermain sambil belajar.
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
Ø  Berbicara perlahan
Ø  Penampilan rapi
Ø  Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
Ø  Belajar melalui memanipulasi dan praktek
Ø  Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
Ø  Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
Ø  Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
Ø  Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
Ø  Menyukai permainan yang menyibukkan
Ø  Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
Ø  Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.

B.     Strategi Pengajaran
1.      Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :
1)   Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
2)   Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
3)   Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
4)   Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
5)   Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

2.      Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:

1)      Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
2)      Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).[8]
3)      Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
4)      Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
5)      Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.

3.      Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :

1)      Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
2)      Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
3)      Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4)      Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
5)      Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.

C.    Tujuh Gaya Belajar Efektif
Banyak gaya yang bisa dipilih untuk belajar secara efektif. Berikut ini tujuh gaya belajar yang mungkin bisa kita ikuti.
1.        Bermain dengan Kata
2.        Bermain dengan Pertanyaan
3.        Bermain dengan Gambar
4.        Bermain dengan Musik
5.        Bermain dengan Bergerak
6.        Bermain dengan Sosialisasi
7.        Bermain dengan Kesendirian.[9]



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang kompleks menuntut penanganan untuk meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat menyeluruh maupun pada beberapa komponen tertentu saja.
Lain ladang, lain ikannya. Lain orang, lain pula gaya belajarnya. Pepatah yang sangat pas untuk menjelaskan fenomena bahwa tak semua orang punya gaya belajar yang sama.
Gaya Belajar Siswa ada 3 Jenis, Yaitu : gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat), auditorial (belajar dengan cara mendengar), dan kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh).
B.     Saran
Sebelum kita sendiri mengajarkan pada orang lain, langkah terbaik adalah mengenali gaya belajar kita sendiri.
Apapun gaya yang akan kita pilih dan ikuti, hal terpenting yang tak boleh dilupakan: lakukan apa yang memang akan bermanfaat bagi anda!

DAFTAR PUSTAKA


Rasyad, Aminuddin. 2006. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: UHAMKA PRESS.

Uno B. Hamzah. 2012. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.. Jakarta: Bumi Aksara.

Ormrod Ellis Jeanne. 2008. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Erlangga.

Suryabrata Sumadi. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Santrock W. Jhon. 2008. Educationa Psychology. Americas: McGraw.

Winkel. 2007. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta. Media Abadi.


[1] drysdale, at.al, 2001, sternberg, 2007 dalam santrock, 2004:155.
[2] Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta, 2010, hlm. 64.
[3] Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2012,hlm. 180.
[4]  Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2012,hlm. 181.
[5] Ibid.
[6] Ibid. hlm. 181-182.

[7] Ibid.hlm. 182
[8] Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkemban,. Erlangga, Jakarta, 2008, hlm. 150.

[9] Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2012,hlm. 183

Tidak ada komentar:

Posting Komentar